Istilah jurnal umum sangat familiar dalam dunia akuntansi, begitu juga dalam dunia bisnis. Pasalnya jurnal ini sangat membantu pemilik bisnis untuk mengetahui apakah bisnis yang mereka jalani berkembang dengan baik atau justru sebaliknya.
Namun, beberapa pebisnis pemula masih belum memahami bagaimana pencatatan dan sistem kerja jurnal ini. Padahal jurnal ini sangat berperan dalam pencatatan segala transaksi kegiatan bisnis.
Jika kamu masih belum paham tentang pencatatan dan sistem kerja jurnal ini, lalu ingin tahu lebih dalam apa itu jurnal umum, apa fungsinya, dan bagaimana cara membuatnya, simak artikel berikut ini, ya!
Pengertian jurnal umum

Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat segala transaksi keuangan yang terjadi pada suatu bisnis dalam satuan periode tertentu.
Pencatatan transaksi ini bisa dibukukan setiap sebulan sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau setahun sekali. Periode pencatatan tergantung kepada kebutuhan transaksi dan ketentuan pemilik bisnis.
Jurnal ini sangat dibutuhkan untuk setiap pebisnis karena jurnal ini mampu mengidentifikasi, menilai, dan memudahkan segala proses transaksi dalam aktivitas bisnis.
Pasalnya jurnal ini mampu memuat nama transaksi, kelompok akun, dan nominal transaksi secara sistematis untuk pengelolaan keuangan. Ini lah mengapa jurnal umum mampu membantu identifikasi, penilaian dan kemudahan dalam pencatatan transaksi bisnis.
Baca Juga: Cara Mengajukan Refund yang Benar
Fungsi Jurnal Umum
Secara teori, fungsi jurnal umum adalah untuk memudahkan, mengidentifikasi, dan menilai segala transaksi yang terjadi dalam suatu bisnis.
Namun, jurnal ini ternyata memiliki fungsi yang lebih spesifik untuk membantu setiap pemilik bisnis dalam menyusun pencatatan transaksi agar lebih sistematis. Fungsi jurnal umum tersebut antara lain:
1. Fungsi Historis
Jurnal umum berisikan segala transaksi harian aktivitas bisnis pada satuan periode tertentu. Dengan kata lain, jurnal ini dapat mencatat seluruh transaksi bisnis setiap harinya.
Transaksi ini dicatat sesuai dengan tanggal proses transaksi terjadi. Hal ini lah mengapa jurnal umum memiliki fungsi historis.
2. Fungsi pencatatan
Segala transaksi apapun dapat dituliskan secara jelas di jurnal ini. Seperti biaya, pendapatan, kekayaan, perubahan modal, dan lainnya. Kemampuan pencatatan yang secara komprehensif ini membuat jurnal umum memiliki fungsi pencatatan.
3. Fungsi analisis
Fungsi jurnal umum tidak hanya mencatat, namun juga menganalisis segala transaksi yang terjadi dalam aktivitas bisnis.
Maksudnya adalah jurnal ini mampu mengidentifikasikan transaksi mana yang termasuk debit dan kredit. Inilah mengapa jurnal umum memiliki fungsi analisis.
4. Fungsi instruksi
Jurnal umum tidak hanya berfungsi sebagai pencatat biasa, namun juga sebagai instruksi pencatatan transaksi bisnis.
Artinya jurnal ini berisikan petunjuk mengenai transaksi mana yang harus masuk dalam kategori debit atau kredit. Sehingga pada akhirnya pencatatan tersebut bisa masuk ke dalam buku besar.
5. Fungsi informatif
Jurnal umum berisikan segala informasi transaksi aktivitas bisnis pada satuan periode tertentu. Seperti nama dan jenis transaksi, hari dan tanggal transaksi, dan lainnya sebagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal bisnis. Inilah yang menyebabkan jurnal ini memiliki fungsi informatif.
Tata cara membuat jurnal umum
Jika kamu sudah mengetahui definisi dan fungsi spesifik dari jurnal umum, kini kamu juga perlu mengetahui bagaimana cara membuat jurnal ini dengan baik dan benar.
Berikut tata caranya yang bisa kamu ikuti:
1. Pahami konsep persamaan akuntansi
Langkah pertama yang harus kamu lakukan dalam membuat jurnal umum adalah memahami konsep persamaan akuntansi. Adapun persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:
Aset = Utang + Modal
Atau kamu juga bisa menggunakan:
Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)
Selain persamaan tersebut, kamu juga perlu mengetahui pengelompokkan 5 akun dasar yang ada dalam akuntansi. Hal ini perlu kamu kuasai untuk mempermudah pengidentifikasian transaksi ke dalam kolom debit atau kredit.
Pengelompokkan 5 akun dasar tersebut dapat kamu lihat pada tabel saldo normal akun:
Tabel Saldo Normal Akun
Nama Akun |
Debit | Kredit |
Saldo Normal |
Aset (Harta/Aktiva) |
+ |
– |
Debit |
Utang (Kewajiban) |
– |
+ |
Kredit |
Modal |
– |
+ |
Kredit |
Pendapatan |
– |
+ |
Kredit |
Beban |
+ |
– |
Debit |
Keterangan:
Aset – Jika aset bertambah, catat pada kolom debit. Jika aset berkurang, catat pada kolom kredit. Saldo normal akun aset berada pada debit.
Utang – Jika utang bertambah, catat pada kolom kredit. Jika utang berkurang, catat pada kolom debit. Saldo normal akun aset berada pada kredit.
Modal – Jika modal bertambah, catat pada kolom kredit. Jika modal berkurang, catat pada kolom debit. Saldo normal akun aset berada pada kredit.
Pendapatan – Jika pendapatan bertambah, catat pada kolom kredit. Jika pendapatan berkurang, catat pada kolom debit. Saldo normal akun aset berada pada kredit.
Beban – Jika beban bertambah, catat pada kolom debit. Jika beban berkurang, catat pada kolom kredit. Saldo normal akun aset berada pada debit.
Dengan memahami rumus dasar dan pengelompokkan akun transaksi di atas, kamu akan lebih mudah melakukan pencatatan pada jurnal umum. Ikuti petunjuk tabel saldo normal akun untuk melakukan pencatatan transaksi.
2. Kumpulkan bukti transaksi
Bukti transaksi merupakan satu komponen yang penting dalam melakukan pencatatan di jurnal umum. Dengan kata lain, kamu tidak bisa melakukan pencatatan jika tidak memegang bukti transaksinya.
Bukti transaksi ini juga sebagai bukti bahwa kamu telah melakukan pencatatan yang benar. Maka, kumpulkan bukti transaksi tersebut dan jangan pernah lakukan pencatatan jurnal tanpa adanya bukti transaksi!
3. Melakukan pencatatan jurnal
Setelah mengetahui kedua hal di atas, maka kini saatnya melakukan pencatatan pada jurnal umum. Jurnal ini dicatat menggunakan pencatatan double-entry, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan memiliki dampak kepada kolom debit dan kredit.
Sehingga nominal dari debit dan kredit harus memiliki jumlah yang sama atau seimbang.
Jika kamu masih mengalami kesulitan dalam memahami tata cara pencatatannya, silahkan simak poin berikutnya untuk mengetahui contoh pencatatannya!
Baca Juga: Fungsi dan Kegunaan Black Card
Contoh jurnal umum
Kamu sudah memahami definisi dan tata cara pencatatan jurnal ini? Kini saatnya untuk mempraktikkan tata cara pencatatannya. Berikut adalah contoh soal dan bentuk jurnal umum yang dapat kamu gunakan sebagai latihan:
Historis transaksi aktivitas bisnis PT. Mandiri Sejahtera pada Juli 2022:
2 Juli 2022
Pak Rudi menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 600.000.000 pada perusahaan PT. Mandiri Sejahtera.
9 Juli 2022
PT. Mandiri Sejahtera menyewa kantor sebanyak Rp. 30.000.000 selama satu tahun.
12 Juli 2022
PT. Mandiri Sejahtera membeli peralatan kantor sejumlah Rp. 15.000.000.
13 Juli 2022
PT. Mandiri Sejahtera membeli perlengkapan kantor sejumlah Rp. 10.000.000.
20 Juli 2022
PT. Mandiri Sejahtera menerima pendapatan sejumlah Rp. 20.000.000.
26 Juli 2022
PT. Mandiri Sejahtera membayar gaji pegawai sejumlah Rp. 30.000.000.
Dari historis tersebut, maka bisa diidentifikasikan transaksi aktivitas bisnis PT. Mandiri Sejahtera seperti di bawah ini:
- Modal Pak Rudi bertambah Rp. 600.000.000, sehingga ditulis sebagai modal awal di kolom kredit. Lalu, sebagai kas di kolom debit.
- Pengeluaran sewa kantor sebanyak Rp. 30.000.000, yang artinya aset PT. Mandiri Sejahtera bertambah, sehingga ditulis di kolom debit. Lalu, kas berkurang pada kolom kredit.
- Pengeluaran peralatan kantor sejumlah Rp. 15.000.000, yang artinya aset PT. Mandiri Sejahtera bertambah, sehingga ditulis di kolom debit.Lalu, kas berkurang pada kolom kredit.
- Pengeluaran perlengkapan kantor sejumlah Rp. 10.000.000, yang artinya aset PT. Mandiri Sejahtera bertambah, sehingga ditulis di kolom debit. Lalu, kas berkurang pada kolom kredit.
- PT. Mandiri Sejahtera meraih pendapatan sejumlah Rp. 20.000.000, artinya pendapatan bertambah, sehingga ditulis di kolom kredit. Lalu, kas bertambah pada kolom debit.
- Beban gaji sebanyak Rp. 30.000.000, artinya beban bertambah, sehingga ditulis di kolom debit. Lalu, kas berkurang pada kolom kredit.
Mandiri Sejahtera
Jurnal Umum
Per 31 Juli 2022
Tanggal |
Keterangan | Debit |
Kredit |
2 Juli 2022 | Kas
Modal Awal |
600.000.000 |
600.000.000 |
9 Juli 2022 | Sewa Per-tahun
Kas |
30.000.000 |
30.000.000 |
12 Juli 2022 | Peralatan Kantor
Kas |
15.000.000 |
15.000.000 |
13 Juli 2022 | Perlengkapan Kantor
Kas |
10.000.000 |
10.000.000 |
20 Juli 2022 | Kas
Pendapatan |
20.000.000 |
20.000.000 |
26 Juli 2022 | Beban Gaji
Kas |
30.000.000 |
30.000.000 |
Total |
705.000.000 | 705.000.000 |
Itulah beberapa penjelasan seputar jurnal umum yang dapat kamu aplikasikan pada bisnismu. Jurnal ini sebenarnya mudah untuk diaplikasikan, kamu hanya perlu mengetahui rumus dasar akuntansi dan kemampuan identifikasi debit & kredit pada setiap kelompok transaksi.
Jika kamu hendak melakukan pencatatan menggunakan metode jurnal ini, pastikan bahwa kamu telah mengikuti langkah-langkahnya dengan tepat, mulai dari memahami konsep dasar akuntansi hingga pencatatan jurnal.
Selain itu, Jangan lupakan ketelitian agar jurnal ini memberikan hasil yang sesuai dan akurat terhadap pencatatan kegiatan bisnismu. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat mempraktekkan!
Leave a Comment