Home » Studi Kasus » Apa itu Toko Retail? Kenali Lebih Dekat Seluk Beluknya
Seorang pembeli dan kasir toko retail

Apa itu Toko Retail? Kenali Lebih Dekat Seluk Beluknya

Mungkin kamu seringkali mengira bahwa toko retail adalah salah satu bisnis yang kecil yang mudah tanpa risiko dan dapat dioperasikan oleh para pebisnis dari kalangan manapun. Bisnis ini memang tergolong mudah dan dapat dijalankan oleh siapapun.

Tapi, tahukah kamu bahwa toko retail juga merupakan salah satu bisnis yang rentan rugi dan gulung tikar? Namun, tenang saja. Retail juga salah satu bisnis modal kecil yang mampu menghasilkan laba besar. Banyak sekali seluk beluk toko retail yang seharusnya kamu tau, lho!

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai seluk beluk toko retail, mulai dari pengertian, sistem kerja, hingga kekurangan dan kelebihannya, mari simak artikel berikut ini!

Apa itu toko retail?

Rak produk dalam toko retail
Source: www.freepik.com

Sebelum memahami apa itu toko retail, sebaiknya kita pahami dulu apa pengertian retail itu sendiri. Retail atau eceran adalah salah satu bentuk bisnis yang hanya melibatkan dua orang di dalam proses transaksinya, yaitu retailer (pengecer) dan konsumen.

Pada proses ini, konsumen yang membeli produk kepada pengecer bermaksud untuk tidak menjual produk tersebut lagi, melainkan menggunakannya atau mengonsumsinya. Dengan kata lain, proses distribusi produk hanya berhenti di pembeli saja yang berperan sebagai konsumen akhir.

Untuk memahami lebih dalam mengenai pengertian retail, berikut adalah definisinya menurut para ahli:

  1. Kotler – Retail adalah penjualan eceran, meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa, pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.
  2. Levy & Weitz – Retail adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen, untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.
  3. Berman & Evans – Retail adalah sebuah bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa, kepada konsumen akhir yang menggunakannya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga.

Melalui definisi-definisi tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa toko retail adalah sebuah toko yang menjual produk eceran untuk dikonsumsi langsung oleh pembeli. Sedangkan, produk retail adalah segala barang yang akan digunakan, dimanfaatkan atau dikonsumsi secara langsung oleh konsumen tanpa diperjualbelikan kembali.

Sistem kerja retail 

Toko retail umumnya terbagi menjadi dua bentuk, yaitu toko retail online atau offline. Toko retail offline cukup mudah untuk ditemukan, seperti toko kelontong atau warung, toko rumahan, minimarket, dan sebagainya. Sedangkan toko online bisa ditemukan di e-commerce, situs web belanja, katalog online, dan situs online lainnya.

Baik toko retail online atau offline, retail tetap memiliki sistem kerja yang sama. Singkatnya, bisnis retail terjadi ketika konsumen membeli produk kepada retailer, lalu konsumen menggunakan atau memanfaatkan produknya secara langsung, baik dalam sekali atau berkali-kali pemakaian, bergantung kepada jenis produk yang dibeli.

Namun, setidaknya terdapat 4 peran penting yang terlibat dalam proses bisnis retail ini. Berikut adalah penjelasannya:

  1. Produsen – Seseorang atau badan usaha yang memproduksi atau menghasilkan produk
  2. Pedagang grosir – Pembeli produk langsung dari produsen dalam jumlah yang besar, lalu menjualnya kepada pengecer
  3. Pengecer (retailer) – Pembeli produk yang dijual oleh pedagang grosir, lalu menjualnya secara ecer kepada konsumen
  4. Konsumen – Pembeli atau pengguna akhir produk yang dijual oleh pengecer

Ketika sudah memahami 4 peran penting yang terlibat dalam retail, maka sistem kerja bisnis ini bisa dijelaskan menjadi berikut ini:

  1. Produsen menghasilkan produk yang siap dijual dan disalurkan kepada pedagang grosir. Produk tersebut bisa berupa barang, makanan, minuman, atau bentuk apapun.
  2. Pedagang grosir membeli produk secara langsung dari produsen. Umumnya, mereka akan membeli dalam jumlah besar. Misalnya, membeli dalam jumlah ton-an atau ribu-an. Pedagang grosir ini seringkali disebut supplier oleh pengecer.
  3. Pengecer membeli produk dari pedagang grosir dalam jumlah yang banyak, namun tidak sebesar pedagang grosir. Hal ini bertujuan untuk memenuhi stok produk yang akan dibeli oleh konsumen nanti.
  4. Konsumen membeli produk dari pengecer dalam jumlah yang sedikit. Proses distribusi produk hanya berhenti di konsumen, karena konsumen membeli hanya untuk konsumsi pribadinya, bukan untuk dijual agar mendapatkan keuntungan.

Sistem ini tidak selalu persis seperti yang telah dipaparkan. Pasalnya, telah banyak juga pedagang ecer yang mendapatkan produk dari pabrik atau produsen secara langsung. Hal ini bergantung kepada kemampuan observasi pedagang ecer dan jaringan yang mereka miliki.

Baca Juga: Cara Efektif Membuat Toko Kelontong Minimalis

Kelebihan memiliki toko retail

Berikut ini adalah kelebihan jika kamu memiliki toko retail:

1. Laba besar

Setiap bisnis berkesempatan untuk mendapatkan laba yang besar.

Salah satu faktor yang menyebabkan pebisnis dapat meraih laba besar adalah minimnya biaya beli dan tingginya daya jual produk.

Dalam proses bisnis retail, umumnya pengecer mendapatkan stok produk dari pedagang grosir. Namun, tak jarang pengecer mampu mendapatkan stok produk langsung dari produsen.

Hal ini tentu saja menguntungkan pengecer karena mereka dapat membeli produk dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan harus membeli kepada pedagang grosir. Sehingga pengecer mampu meraih laba lebih besar karena modalnya yang rendah dan harga jualnya yang cukup tinggi.

2. Mudah untuk memulai

Bisnis retail jauh lebih mudah untuk memulai dibandingkan dengan model bisnis lainnya. Pasalnya, pengecer hanya cukup mencari informasi pedagang grosir atau produsen untuk stok produk dan menjualnya langsung kepada konsumen.

Tidak harus memiliki toko fisik, pengecer juga bisa menjualnya secara online di e-commerce atau situs web belanja lainnya. Namun, tak jarang juga pengecer membuat toko ecer kecil-kecilan karena jauh lebih mudah dan cepat mendapatkan konsumen dibandingkan secara online, karena toko retail sering kali dicari oleh banyak orang.

3. Terjalinnya hubungan dengan pelanggan

Walaupun toko retail termasuk pada bisnis berskala kecil, namun jenis usaha ini adalah salah satu jenis usaha yang memiliki pelanggan setia. Tak heran jika pelanggan telah percaya dengan satu toko, maka mereka akan terus kembali.

Kepercayaan dan pembelian berulang pelanggan ini yang membuat mudahnya terjalin hubungan antara pelanggan dan pemilik toko. Dengan kata lain, ketika pelanggan sudah percaya dan hubungan terjaga dengan baik, pemilik toko dengan mudah memiliki pelanggan tetap.

4. Modal kecil

Seperti yang telah disebutkan pada poin 1, bahwa pengecer memiliki kesempatan untuk memulai usaha dengan modal kecil. Hal ini karena pengecer membeli produk dari pedagang grosir, bukan langsung dari produsen.

Hal ini karena produsen hanya melayani konsumen yang membeli dalam muatan banyak, bukan grosiran apalagi eceran. Bisa jadi kamu harus membeli dalam jumlah ton-an atau ribuan di produsen.

Namun, kamu bisa membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit jika melalui pedagang grosiran. Sehingga modal stok produk akan lebih jauh lebih rendah dibandingkan melakukan pembelian langsung dari produsen.

Baca Juga: Pengertian, Jenis, dan Fungsi Barcode

Kekurangan memiliki toko retail

Berikut adalah kekurangan jika kamu memiliki toko retail:

1. Risiko jangka pendek

Kekurangan pertama dari toko retail adalah toko beresiko tidak berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi karena toko retail umumnya terbentuk sebagai bisnis usaha kecil, sehingga tidak ada keseriusan bagi pemilik toko dalam menjalani bisnisnya.

Selain itu, banyak pemilik toko yang menjalani bisnis ini sebagai pekerjaan sampingan, bukan pekerjaan utama.

2. Hutang-piutang

Kekurangan dari bisnis retail yang paling sering terjadi adalah mudahnya transaksi hutang-piutang antara pengecer dan pembeli. Salah satu faktor yang menyebabkan mengapa hal ini bisa terjadi adalah hubungan kedekatan antara penjual-pembeli.

Semakin dekat hubungan antara penjual dan pembeli, maka semakin mudah pembeli berhutang dan pengecer memberikan piutang. Jika ini terus terjadi dan piutang tidak dikembalikan, maka toko akan berisiko rugi dan pengecer terpaksa gulung tikar.

3. Minim berkas administrasi

Jika kau bertanya kepada pemilik toko eceran mengenai SOP bisnis, sebagian besar dari mereka mungkin akan menjawab “tidak ada”. Terlebih lagi, jika toko eceran rumahan atau ruko yang relatif lebih sederhana.

Berkas administrasi yang mereka punya umumnya hanya berkaitan dengan daftar stok produk yang habis, daftar hutang, daftar belanjaan dan berkas sederhana lainnya. Bisnis eceran umumnya tidak dipusingkan dengan laporan laba-rugi, neraca, daftar investor/donatur, dan laporan akuntansi lainnya.

Walaupun laporan akuntansi memang tidak selalu penting untuk seluruh toko dan bergantung kepada latar belakang pembentukan toko tersebut, laporan akuntansi sangat bermanfaat untuk manajemen keuangan dan administrasi toko.

4. Minim upaya promosi 

Minimnya upaya promosi sebenarnya bisa menjadi kelebihan atau kekurangan dari bisnis retail. Kelebihannya adalah pengecer tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk upaya promosi dan iklan, sehingga seluruh biaya difokuskan untuk stok produk.

Kekurangannya adalah jika pengecer tidak melakukan promosi, maka tingkat penjualan produk akan lebih lambat. Terlebih lagi, jika toko baru saja buka dan belum ada pembeli tetap.

Hal ini akan menyulitkan karena pengecer harus mencari konsumen baru. Apalagi toko retail mudah ditemukan di kalangan masyarakat, membuat persaingannya semakin ketat.

Nah, itu dia seluk beluk toko retail yang hendaknya kamu ketahui. Bisnis retail adalah bisnis yang termasuk cukup mudah untuk dijalankan oleh setiap kalangan pebisnis, baik pemula atau ahli.

Namun, jika kamu berminat untuk menjadi pebisnis retail, usahakan kamu memiliki administrasi dan pelaporan yang rapi serta peniadaan transaksi hutang-piutang dengan pembeli. Hal ini sangat baik untuk keberlangsungan bisnis yang berjangka panjang. Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat!

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *