Home » Studi Kasus » Pengertian Operating Profit Margin dan Cara Menghitungnya
gambar fluktuasi grafik sebagai perumpamaan kenaikan fluktuasi operating profit margin

Pengertian Operating Profit Margin dan Cara Menghitungnya

Operating Profit Margin atau OPM adalah salah satu pembahasan yang sangat penting dalam analisis rasio keuangan, terutama dalam rasio profitabilitas.

Pasalnya, OPM mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi atas penjualan bersih. Inilah mengapa OPM sangat penting karena mampu menjadi indikator kinerja operasional perusahaan.

Kali ini Yezza akan menjelaskan secara detail mengenai operating profit margin, mulai dari definisinya hingga rumus dan contoh perhitungannya. Simak artikel berikut ini, ya!

Pengertian Operating Profit Margin (OPM)

notes bertuliskan operating profit margin
Source: www.dreamstime.com

Operating profit margin (OPM) adalah angka yang menunjukkan persentase dari pendapatan karena aktivitas penjualan suatu perusahaan.

Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya, namun belum dikurangi dengan pajak dan bunga. Kamu bisa menyebutnya dengan EBIT (Earnings Before Interest and Taxes).

Angka OPM yang baik adalah angka yang cenderung menunjukkan kenaikan. Jadi, semakin tinggi angka OPM, maka semakin baik, karena semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau penjualan.

Operating profit margin adalah salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur profitabilitas perusahaan. Angka profitabilitas perusahaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi pada suatu perusahaan.

Oleh karena itu, nilai OPM yang tinggi juga mempengaruhi kinerja perusahaan agar dapat menarik minat investor untuk mendanai perusahaan.

Baca Juga: Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha Koperasi

Gross profit margin dan Net profit margin

Selain OPM, terdapat istilah Gross Profit Margin (GPM) dan Net Profit Margin (NPM) yang berpengaruh penting dalam pengukuran profitabilitas perusahaan.

Gross profit margin adalah persentase perbandingan antara laba kotor (pendapatan sebelum dikurangi dengan biaya, pajak dan bunga) dengan total penjualan perusahaan. Semakin tinggi angka gross profit margin, maka semakin baik kinerja operasional perusahaan.

Berbeda dengan gross profit margin, net profit margin adalah persentase perbandingan antara laba bersih (pendapatan sudah dikurangi dengan seluruh biaya, pajak dan bunga) dengan total penjualan perusahaan.

Angka net profit margin yang semakin tinggi, maka juga menunjukkan bahwa semakin baik kinerja operasional perusahaan.

Fungsi Operating Profit Margin (OPM)

Jika kamu telah mengetahui apa itu OPM, maka kini saatnya kamu mengetahui apa fungsi dari OPM itu sendiri. Fungsi OPM adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai evaluasi kinerja operasional perusahaan.
  2. Memudahkan investor untuk memahami kualitas kinerja perusahaan.
  3. Sebagai latar belakang untuk mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan. Memudahkan manajer untuk membandingkan proyek mana yang paling berkontribusi pada perusahaan.
  4. Mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total penjualan.

Rasio OPM yang baik

Kamu telah mengetahui bahwa semakin tinggi jumlah rasio OPM, maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Namun, jika ingin menganalisis OPM secara berkala, kamu tidak hanya butuh angka OPM dalam satu periode satu tahun saja. Tapi, dalam jangka tahun beberapa tahun yang lalu.

Selain itu, jika kamu ingin mengetahui apakah OPM tersebut baik, maka kamu harus membandingkan dengan angka-angka OPM tahun-tahun sebelumnya, minimal satu tahun yang lalu.

Jika angka OPM cenderung meningkat, maka OPM perusahaan bisa dikategorikan baik. Namun, jika cenderung terjadi penurunan, maka OPM perusahaan belum dikategorikan baik. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih berhati-hati dalam memaksimalkan aset bisnis yang ada.

Rumus OPM

Jika kamu ingin mengetahui cara menghitung OPM, kamu bisa menggunakan rumus operating profit margin berikut ini:

OPM = Laba Operasional / Hasil Penjualan x 100%

Catatan:

Laba operasional yang digunakan adalah jumlah laba operasional yang telah dikurangi biaya-biaya, namun belum dikurangi dengan pajak dan bunga. Dalam kata lain, laba operasional yang digunakan adalah EBIT (Earnings Before Interest and Taxes).

Contoh soal Operating Profit Margin (OPM)

Contoh 1

Perusahaan Sinar Mentari memiliki pendapatan Rp. 450.000.000 dengan biaya administrasi Rp. 70.000.000 dan HPP (Harga Pokok Penjualan) sebesar Rp. 150.000.000. Berapa margin operasional Perusahaan Sinar Mentari?

Diketahui:

Pendapatan atau hasil penjualan = Rp. 450.000.000

Biaya administrasi = Rp. 70.000.000

HPP = Rp. 150.000.000

Ditanyakan:

Berapa OPM Perusahaan Sinar Mentari?

Jawaban:

Laba Operasional = Pendapatan – HPP – Biaya Administrasi

Laba Operasional = Rp. 450.000.000 – Rp. 150.000.000 – Rp. 70.000.000

Laba Operasional = Rp. 230.000.000

OPM = Laba Operasional / Hasil Penjualan x 100%

OPM = Rp. 230.000.000 / Rp. 450.000.000 x 100%

OPM = 51,11%

OPM menunjukkan angka sebesar 51,11% yang artinya Perusahaan Sinar Mentari mampu memperoleh laba operasi sebesar 51,11% dari total penjualan.

Baca Juga: Pengertian dan Cara Menghitung Biaya Tetap

Contoh 2

PT. Merdeka mendapatkan penjualan bersih sebanyak Rp. 350.000.000 pada tahun 2021. Selain itu, mereka memiliki laba operasional sebanyak Rp. 70.000.000. Berapa operating profit margin PT. Merdeka?

Diketahui:

Penjualan bersih = Rp. 350.000.000

Laba operasional = Rp. 70.000.000

Ditanyakan:

Berapa OPM Perusahaan PT. Merdeka?

Jawaban:

OPM = Laba Operasional / Hasil Penjualan x 100%

OPM = Rp. 70.000.000 / Rp. 350.000.000 x 100%

OPM = 20%

OPM menunjukkan angka sebesar 20% yang artinya PT. Merdeka mampu memperoleh laba operasi sebesar 20% dari total penjualan.

Angka tersebut tentunya tidak jauh lebih baik dari pada Perusahaan Sinar Mentari karena PT. Merdeka hanya mampu memperoleh laba operasi sebanyak 20%. Berbeda dengan Perusahaan Sinar Mentari yang mampu memperoleh 51,11% laba operasi dari total penjualan.

Inilah penjelasan lengkap mengenai operating profit margin yang perlu kamu ketahui. Operating profit margin adalah salah satu indikator yang sangat berkontribusi dalam pengukuran profitabilitas perusahaan.

Hal ini karena OPM berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total penjualan. Semoga artikel ini membantu kamu untuk memahami apa itu OPM, ya! Selamat berbisnis!

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *